Jakarta — Presiden Joko Widodo membuka acara Munas ke 10 KAHMI di Medan, Jumat 17 November 2017. Saat memberikan pidato sambutan, Jokowi menjadikan itu kesempatan untuk membeberkan mengapa pemerintah menetapkan Lafran Pane, pendiri HMI menjadi Pahlawan Nasional pada 10 November 2017 lalu.
Menurut Presiden Jokowi, KAHMI berperan besar dalam penetapan salah satu pendiri organisasi Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu menjadi Pahlawan Nasional.
Awalnya, Jokowi mengatakan dirinya merasa sangat senang dan berbahagia menghadiri forum Musyawarah Nasional (Munas) ke-10 Korps Alumni HMI (KAHMI).
“Karena artinya saya hadir di tengah orang-orang hebat, orang-orang pintar, tokoh-tokoh yang andal di segala bidang,” kata Presiden.
Pada kesempatan itu, turut hadir beberapa Menteri, Ketua MPR Zulkifli Hasan, Ketua DPD Osman Sapta Odang, Akbar Tanjung, Ketua Presidium Kahmi M Mahfud MD serta tokoh-tokoh nasional lainnya.
Kehebatan KAHMI, lanjut Jokowi, karena mewarisi semangat HMI dan semangat Profesor Lafran Pane, yang pada 10 November lalu ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.
“Tapi hampir saja (tidak jadi ditetapkan) kalau saya tidak dibisiki oleh Profesor Mahfud MD, kemudian oleh Bapak Akbar Tanjung,” ungkap Jokowi.
Ketika itu, tuturnya, Akbar Tanjung berbisik bahwa Lafran Pane merupakan tokoh dari daerah Tapanuli Selatan yang masih bersaudara dengan keluarga besar Joko Widodo (merujuk pada pernikahan putri Jokowi, Kahiyang Ayu, dengan Bobby Nasution).
“Bapak (Jokowi) kan sebentar lagi jadi keluarga besar Nasution dan Siregar,” ujar Presiden menirukan bisikan Akbar Tanjung.
Saat itu juga, lanjut Jokowi, dirinya memutuskan untuk membahas lagi rencana penetapan kepahlawanan bagi Lafran Pane bersama dengan para pengurus Majelis Nasional KAHMI.”Dan kita putuskan Profesor Lafran Pane menjadi Pahlawan Nasional,” ujar Presiden.
Sumber: Tempo.com
Reporter: Iil Askar Monza (Kontributor)
Editor: Widiarsi Agustina