close
1499493855948
Datuk Abdul Karim Wailissa - HMI Cabang Malang Dalam Era Informatif

Era informatif merupakan suatu era dimana masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan akses informasi dari mana dan kapan saja. Masyarakat hanya bermodalkan jaringan internet, mereka pun langsung terhubung dalam ruangan maya yang menembus batas-batas negara, maka tanpa melihat koran ataupun televise (TV), pelaksanaan KTT G20 di Hamburg, Jerman, dapat dengan mudah kita di Indonesia nikmati informasinya. Dalam era ini, memang peranan media sungguh penting sebagai alat penyampaian informasi dari manapun, baik media massa maupun media elektronik.

Alvin_Toffler

Alfin Tofler pernah menjelaskan pandangannya mengenai ‘gelombang perkembangan peradaban manusia’. Ia membaginya dalam tiga gelombang, yaitu :

  1. Gelombang Masyarakat Agraris yang dimulai dari tahun 8000 SM-1700 M, pada fase ini masyarakat mulai mengenal teknologi pertanian, dari yang sebelumnya hanya mengandalkan sumberdaya alam secara langsung, kemudian berubah untuk memelihara dan memproduksi sendiri sumber makanan dan pemenuhan kebutuhan melalui proses berternak dan bercocok tanam.
  2. Gelombang Masyarakat Industri yang dimulai sejak tahun 1700-1970, pada fase ini ditandai dengan berkembangnya alternatif cara untuk memperoleh keuntungan yang banyak dari pengelolaan sumberdaya yang telah disediakan oleh alam, hingga membuat manusia yang hidup dalam gelombang ini disebut manusia ekonomi.
  3. Gelombang Masyarakat Informasi yang dimulai dari tahun 1700-2000, pada fase ini mobilitas informasi berjalan sangat cepat dan menyebabkan tingkat efisiensi yang sangat tinggi.

Dalam era informatif sekarang memang tidak bisa terlepas dari proses globalisasi yang sedang terjadi di dalam peradaban umat manusia sekarang. Perkembangan teknologi, jaringan maupun internet telah mengantarkan manusia dalam era baru, dimana manusia Indonesia bisa bersahabat dengan manusia Pakistan, orang Turki bisa berkenalan dengan orang Afrika Selatan, warga Kanada bisa bertanya-tanya tentang sejarah Skandinavia pada orang Serbia di Eropa melalui perantara media internet yang selalu terhubung. Tentu dengan segala kemudahan yang ada tantangan yang akan menghinggapi manusia adalah rasa malas, individual bahkan anti-sosial, akan lebih senang berkawan dengan yang jauh daripada dengan yang dekat. Akan tetapi, itulah konsekuensi logis, apabila kita tidak memanfaatkannya dengan baik maka kebaikan era informatif ini akan meninggalkan kita, dan terlempar kembali dalam era pra-sejarah.

Baca Juga:  Kisahkan Ustaz Mendoakan Terpidana Mati NonMuslim, Film Ini Menang di Festival Internasional
(Gambar Ilustrasi) HMI Wallpaper – World Press Freedom Day – Credit by Komsas UM

Dalam hal ini, menjadi pertanyaan apakah HMI Cabang Malang sebagai organisasi cabang tertua di Jawa Timur yang telah mengalami pasang surut perjuangan dari mulai orde lama, orde baru sampai dengan era reformasi sekarang dapat menangkap signyal era informatif ini dengan positif sebagai penanda perjuangan HMI untuk mewujudkan ke-insan cita-annya ? kita menunggu-nunggu, apakah era ini dimanfaatkan untuk menyerukan amar ma’aruf nahi munkar ataukah menyianyiakannya dalam pusaran kontrak politik yang tak ada ujungnya ?, mari kita amati.

HMI Cabang Malang secara garis hierarki kepemimpinan organisasi di HMI, memiliki ruang lingkup meliputi Koordinator Komisariat (Korkom) dan Komisariat-komisariat yang begitu banyak, kurang lebih ada 50-an lebih komisariat. Karena begitu banyaknya komisariat sehingga dibentuk Korkom-Korkom pada masing-masing Perguruan Tinggi yang sudah memenuhi syarat terbentuknya suatu korkom, dengan adanya korkom ini, maka dapat membantu mengkomunikasikan setiap kebijakan cabang ke masing-masing komisariat. Akan tetapi, kalau hanya informasi-informasi formal seperti itu, seakan-akan membuat HMI berjalan di tempat dan kaku, yakni tidak ada inovasi baru yang memanfaatkan kemajuan zaman yang ada, karena informasi-informasi formal seperti itu hanya dapat diakses oleh mereka yang sudah menjadi pengurus presidium saja dalam komisariatnya masing-masing.

Ada suatu pepatah yang mengatakan bahwa siapa yang ‘menguasai informasi maka niscaya ia akan menguasai dunia’, begitu pula ada ungkapan bahwa ‘knowledge is power’. Ada niscaya dibalik setiap ungkapan, ada kekuatan mendalam dalam setiap informasi yang kadang terabaikan dalam keapatisan kita pada informasi. HMI Malang sebenarnya sudah membaca cuma belum merenung, karena ketika kita bermain-main ke Sekretariat HMI Cabang Malang ternyata sudah dicantumkan suatu pos bidang tersendiri tentang media penginformasian, yakni bidang informasi dan komunikasi. Dengan begitu, setiap anggota biasa akan dengan mudah mendapatkan akses informasi mengenai kegiatan dan kajian yang ada di Cabang Malang melalui media informasi dan komunikasi yang bidang informasi dan komunikasi HMI Cabang Malang buatkan.

Namun ironisnya, ternyata selama kepengurusan HMI Cabang Malang yang sekarang, terhitung dari tahun 2016 sampai sekarang ternyata tidak ada informasi kegiatan dan kajian apapun pada seluruh kader HMI di Cabang Malang. Tentunya ini merupakan suatu kemunduran dalam memanfaatkan media informasi dan komunikasi yang ada, malah semakin membuat kader HMI Malang Acuh terhadap setiap agenda yang diselenggerakan HMI Cabang Malang yang tak informatif dan komunikatif.

HMI Malang masih terus berjalan di tempat, cabang-cabang lain yang ada di Indonesia sudah berjalan dengan menggunakan pesawat, kita di HMI Cabang Malang masih terus mengandalkan cara tradisional mengejar ketertinggalannya. HMI Purwokerto, Jakarta barat, Makassar sudah menggunakan setiap media sosial yang ada untuk membantu menyapa kadernya, malah HMI Cabang Malang masih asing dengan kader-kader HMI di Malang, hanya mengetahui nama kader dalam lembaran kertas kelulusan LK-I saja.

Baca Juga:  Aku Terlanjur Menjadi HMI
Peran (HMI) Himpunan Mahasiswa Islam (1965-1969)

Padahal kalau kita sempatkan waktu ke cabang, kita akan bertemu dengan berbagai fasilitas-fasilitas modern yang ada. Kita akan melihat televisi, handphone dengan ke-android-an dan ke-iphone-an yang canggih, bahkan juga ada WiFI yang membantu berjejaring dalam dunia tanpa batas yang ada di dalam sekretariat HMI Cabang Malang. Pertanyaannya adalah WiFi yang ada itukan dapat menghubungkan HMI Malang dengan setiap kader HMI yang ada di Malang, mengapa tidak dimanfaatkan ? mengapa malah mengapatiskan keadaan ? dimana insan pencipta yang sering didengungkan dalam forum LK-I ? atau masihkah mencari Tuhan dalam konteks NDP 1 ? yang hanya menjadi pengantar iman dalam ruang nilai-nilai dasar perjuangan ? lalu lupa ternyata kesimpulan NDP begitu sederhana dengan Iman, Ilmu dan Amal ? apakah telah lenyap agen inovatornya karena tidak mampu menghadapi tantangan zaman ?, ini problematika yang perlu disikapi dengan bijak.

HMI Cabang Malang terlalu mengisolasikan diri ditengah kemajuan abad yang begitu dinamis merangkak maju, masih mendekati kader dengan siraman klasik yakni ngopi atau nongkrong di warung kopi melalui pengurus-pengurusnya yang berstatus senior dalam komisariatnya masing-masing tanpa disadari bahwa ternyata HMI adalah kader umat dan kader bangsa, bukan kader senioritas. Sekali lagi, HMI Malang terus berjalan ditempat ditengah orang-orang yang sedang berlomba-lomba mengabadikan pikiran-pikiran mereka dalam tulisan-tulisan aksara bermakna, malah HMI Malang masih setia dengan konflik internal yang tidak ada titik ujungnya.

Era informatif masih menjadi usang dan kusam dalam perjalanan HMI Cabang Malang sekarang, semakin menjadi asing HMI Malang dengan setiap kader yang ada di malang, bahkan terjebak dalam lingkaran dilematis konflik temporal yang seharusnya tidak terlalu didramatisir.

 

Tulisan dari seorang kader HMI Cabang Malang:
Kader HMI Ekonomi – UMM dan Koordinator GEMAR

Baca Juga:  HMI Cabang Barru Lakukan Penggalangan Dana untuk Korban Gempa dan Tsunami Sulteng
Tags : HMI dan Era InformatifHMI MalangHMI Malang RayaKader BerbagiTulisan Kader
Komsas

The author Komsas

Merupakan Komisariat HMI tertua di Kota Malang dan Komisariat pertama sebelum adanya HMI Cabang Malang. Komisariat yang terlahir dari Kampus Universitas Negeri Malang yang dulunya di kenal dengan IKIP Malang.