NDP (Nilai Dasar Perjuangan) disusun pada tahun 1969 pada saat Pengurus Besar HMI yang bertempat di Jakarta dipimpin oleh Nurcholis Madjid yang sering dikenal dengan Cak Nur, konsep NDP ini diilhami oleh kaum muda Marxis yang memiliki buku saku yang memuat nilai-nilai perjuangan kaum muda marxis. Pada kongres HMI ke-9 di Malang, Cak Nur memberikan presentasi mengenai Nilai Dasar Islam yang telah dibuat selanjutnya kertas kerja yang telah disampaikan oleh Cak Nur dalam kongres tersebut diminta oleh peserta kongres dan selanjutnya kongres mengamanahkan untuk disempurnakan dengan menugaskan Sakib Mahmud, Endang Ashari serta konseptornya Cak Nur.
Pada Kongres ke-10 di Palembang tahun 1971 konsep dasar Islam ini dikukuhkan dengan nama “Nilai-Nilai Dasar Perjuangan” yang disingkat dengan NDP tanpa perubahan isi sama sekali. Pada kongres ini, NDP secara resmi dijadikan sebagai pedoman perjuangan HMI, sebagai pemahaman islam mahdzab HMI yang memuat tujuh tema pokok
- Dasar-dasar kepercayaan
- Pengertian-pengertian dasar tentang kemanusiaan
- Keharusan universal (takdir) dan kebebasan berusaha (ikhtiar)
- Ketuhanan yang maha esa dan perikemanusiaan
- Individu dan masyarakat
- Keadilan sosial dan ekonomi
- Kemanusiaan dan ilmu pengetahuan.
Adapun alasan dipilihnya nama ini adalah: karena Nilai Dasar Islam (NDI) dianggap justru menyempitkan makna Islam itu sendiri, apalagi mengklaim dengan nama Islam. Selain itu kata perjuangan memiliki makna usaha yang sungguh-sungguh untuk merubah suatu keadaan, kata perjuangan itupun terinspirasi dari sebuah kata judul sebuah buku “Perjuangan Kita” karya Syahrir. Adapun beberapa faktor yang melatarbelakangi lahirnya NDP adalah sebagai berikut :
- Belum adanya literature yang Memadai bagi kader HMI untuk rujukan filsafat sosial dalam usaha melakukan aksi dan kerja kemanusiaan.
- Kondisi umat Islam khususnya di Indonesia yang masih mengalami kejumudan dan kurang dalam penghayatan serta pengamalan nilai- nilai ajaran Islam.
- Kaca perbandingan, karena kader PKI mempunyai buku panduan yang dijadikan pedoman untuk menjalankan idiologi marxisnya, maka dari mahasiswa Islam juga harus memiliki buku panduan sebagai dasar perjuangan.
Dalam perjalanan sejarah NDP, pada masa orde baru di bawah kepemimpinan soeharto pemerintah menganut asas tunggal dengan dikeluarkannya UU No. 5 Tahun 1985 tentang Asas Tunggal Pancasila, NDP pun berubah nama lagi menjadi Nilai Identitas Kader (NIK) namun dengan tidak merubah isi dari NDP, perubahan nama ini kemudian disahkan pada kongres ke-16 di Padang 1986 sebagai implikasi dari perubahan azas dalam anggaran dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) HMI. Secara implisit perubahan nama NDP ke NIK dan penggantian azas organisasi dari Islam menjadi pancasila adalah adanya reorientasi gerakan HMI dari ideologis ke intelektualis (dari Struktural-formalistik ke substansial kultural).
Sebab dari diubahya nama NDP menjadi NIK karena:
a) Penguasa menganggap kata perjuangan dapat mengganggu stabilitas nasional.
b) Untuk membedakan kader HMI dengan yang bukan kader.
Setelah orde baru tumbang dan alam demokrasi yang kian berkibar, maka pada Kongres ke-22 di Jambi tahun 2000, NIK kembali menjadi nama NDP.
Dengan frame di atas, NDP diharapkan menjadi pertama, substansi spirit ajaran Islam Khas HMI. Kedua, komposisi dan formulasi ideal dan utuh dari makna iman, ilmu dan amal. Karena itu NDP dapat dipahami sebagai sarana pokok dan utama untuk mewujudkan kemanusiaan dan kemasyarakatan universal. Ketiga, NDP adalah paham sekaligus keyakinan berpikir HMI yang dapat menjadi landasan dan energi utama anggota HMI dalam mewujudkan misinya. Keempat, NDP adalah landasan etis dan normatif setiap kader HMI untuk mencapai tujuannya.
Oleh karena itu, ke empat frame NDP menegaskan bahwa kedudukan NDP di HMI adalah sebagai landasan perjuangan untuk mencapai tujuan perjuangan HMI sekaligus sebagai filsafat sosial dalam berkehidupan yang sesuai dengan nilai – nilai kemanusiaan.
Hubungan antara NDP dengan HMI:
1. Islam : Landasan Teologis.
Tidak ada sesuatupun di dunia yang harus dianggap sakral dan final. Sebab pada tataran sosiologis, ruang manusia adalah frame epistemologi. Mengkritisi dan melengkapi sesuatu adalah hal yang normal dan alami selama untuk kebaikan dan menuju kebenaran universal. NDP bukanlah revealed religion yang mengandung kebenaran mutlak dan absolut. Minderisme dalam konteks pengembangan peradaban manusia harus dihilangkan. Hal ini akan mengakibatkan pengkultusan, truth claim, dan justifikasi yang krusial.
NDP adalah hasil ijtihad sekelompok orang. Refleksi terhadap doktrin adalah sah dan tidak dilarang, selama tidak melanggar kaidah-kaidah yang ada. Sama halnya dengan dengan adanya kewajiban-kewajiban bagi setiap orang untuk memperbaiki interpretasi tersebut, selama ia mampu. Itu penting dilakukan untuk menghindari sakralisasi NDP sekaligus untuk membuktikan bahwa doktrin Islam senantiasa aktual dan relevan menjawab tantangan zaman.
2. NDP – HMI : Landasan ldeologis.
Sebagai sebuah ideologi, NDP harus senantiasa dikritisi untuk mendapatkan sebuah pandangan dunia (world-view) yang lebih kokoh dan dinamis. Dari ideologi-lah perilaku penganut muncul sebagai bentuk elaborasinya. Sebagai nilai dari etos yang ada dan berkembang, ideologi sangat dipengaruhi oleh setting sosial yang berkembang. Selama hampir 30 tahun, materi NDP tidak mengalami perubahan padahal perkembangan paradigma berpikir terjadi sangat pesat. Artinya, konsep yang telah ada harus dikaji ulang dengan paradigma yang berkembang. Pada tataran filosofis, objektivitas adalah acuan yang harus dikedepankan. Sehingga, ketika konsep tadi irrelevan dengan perkembangan pemikiran yang ada, maka mesti ada inisiatif untuk merekonstruksi.
Sebagai catatan ada pula yang menyatakan bahwa konsep nilai dasar perjuangan ini adalah hasil kajian Cak Nur dari pejalanannya keluar negeri (yang dimulai dari Suriah, Kuwait, Saudi, Turki, Libanon, Mesir, Amerika. Yang kemudian dilanjutkan dengan beberapa negara di Asia). Dari perjalannya ini beliau membandingkan umat Islam di setiap negara bagaimana mereka menganut Islam memahami, menghayati serta pengamalan ajaran-ajaran Islam, selanjutnya beliau membandingkan dengan kondisi umat Islam di Indonesia, hingga sampai akhirnya beliau termotivasi untuk memberikan konsep ajaran Islam yang mampu menjadi panduan bagi muslim Indonesia. Bagi HMI NDP sangat penting sebagai panduan berpikir dalam memahami nilai-nilai Islam yang bersumber pada Alquran dan Sunnah. Dan bisa dikatakan bahwa NDP itu sendiri adalah kesimpulan tafsir Alquran dalam organisasi HMI. Kesimpulan dalam NDP memposisikan HMI sebagai organisasi.